Kamis, 02 September 2010

Being Realistic

Kata orang, hidup itu harus realistis. Wew... Seperti apa sih sebenernya hidup yang relistis itu?
Apakah kita musti hidup dengan mengikuti arus kehidupan, baru bisa dikatakan realistis? ataukah kita harus selalu berjuang keras untuk mendapatkan hidup yang realistis?
Saya pernah baca sebuah cerita di blog orang. begini ceritanya " Seorang anak disuruh membeli sebotol minyak oleh ibunya. ketika dalam perjalanan pulang, dia kesandung dan sebagian minyaknya tumpah." Ada 3 kemungkinan dari kelanjutan cerita di atas,

yang pertama adalah, si anak akan pulang sambil terus menyesali, bahkan menangisi minyaknya yang hilang. Dia mengadu kepada Ibunya bahwa Dia sudah kehilngan setengah minyak yang dia beli, dengan penuh penyesalan. Pada kasus ini anak tersebut adalah perwakilan dari sebagian manusia yang Pesimis.

Kemungkinan yang kedua, si anak akan pulang tetap dengan tenang dan tegap. ngga ada wajah menyesal. Segalanya dianggapnya beres, dan dengan tegas dia akan melaporkan : "Ibu, tadi di jalan Aku jatuh, tapi Aku tetap mampu menyelamatkan setengah minyak yang aku beli!!" Pada kasus ini, kita bertemu dengan contoh manusia yang Optimis.

dan kemungkinan yang ketiga adalah, si anak tetap tenang dan pulang. wajahnya juga seimbang, tidak senang, sedih juga tidak. ketika bertemu dengen ibunya, dia akan melapor : "Ibu, tadi aku jatuh, harus Aku akui Aku kehilangan setengah minyak yang Aku beli, tapi masih juga ada setengah yang dapat dimanfaatkan." Pada kasus ini, kita bertemu dengan contoh manusia yang Realistis.

So, ketika kita baca cerita di atas bagaimana kita akan menyikapinya??
Om Andrea Hirata berkata "realistis adalah berbuat terbaik di titik kita berpijak."

Terus terang kadang hidup kita terasa sangat nyaman dengan segala apa yang telah kita peroleh sekarang. duduk di meja kantor, ngga kepanasan, kerja sambil duduk di depan komputer. dengan dimanjakan oleh segala kebutuhan yang mulai menyita mata, hati, dan pikiran.

TAPI..... ketika kita melihat jauh di dalam mata batin kita...... apakah kita telah bahagia dengan segala pencapaian itu??!! apa yang sebenarnya saya inginkan?? apakah kita puas dengan hidup yang teratur, tenang, dan berulang-ulang dari hari kehari?? ataukah kita ingin memperjuangkan idealisme kita untuk hidup yang lebih baik dari hari yang kemarin?? "Aku ingin itu....aku ngga pengen terjebak di sini. Dalam ruang nyaman dan mengubur mimpiku rapat-rapat. Dan hanya mampu mewariskan mimpi itu pada anak-anakku besok." (iya kalo punya anak, kalo enggak..??!!) Aku ingin seperti elang yang bisa terbang kemanapun. Melihat matahari terbenam dengan mata kepalaku sendiri. Merasakan dingin air terjun di kaki gunung tertinggi di dunia. Dan melihat matahari merangkak perlahan di ujung dunia.



hmmm.......... keinget pas tadi siang ngobrol2 sama mbak Sinta, kata dia "lebih baik kecil tapi jadi bos dari pada keliatan besar tapi jadi jongos" ... Sori y mbak.. motto hidupnya ane copy paste disini... hehe ^^

Well.... Menurut saya being Realistic adalah sebuah sindrom hukuba yang mempunyai suatu nilai multi checkpoint yang berkaitan dengan pasang surut laba..... ( halah-halah.... ngomong opo aku iki.... hehehe.... )

Menurut ane "being realistic adalah bagaimana kita jujur terhadap hati nurani kita, jujur pada tujuan hidup kita. selalu bersyukur pada tiap pencapaian yang kita peroleh, belajar dari kegagalan di masa lalu, dan berani melangkah kedepan.

kalo dari dulu emang kita pengen kerja kantoran yang serba teratur... ya yakinlah bahwa pekerjaan itu bisa membawa kebahagiaan dalam hidup anda.

nah kalo dari dulu emang kita pengen hidup yang mandiri tanpa tunduk pada suatu sistem hirarki kerja yang membuat kita merasa terpenjara.... ya berusahalah dan yakinlah bahwa suatu saat anda pasti akan sukses..!!

Suphangad bin semangat...!! =D

 

12 komentar:

  1. huummm....sejenak saya mendapat pencerahan bro..
    karena terlalu menganut buku "the secreat"
    pernah baca kan?
    itu jd aku terlalu optimis n mengaburkan realistis..
    optimisi tanpa realistis sama aja boong!hohoho
    dan aku termasuk yg optimis tanpa realistis!hikss..hikss..

    BalasHapus
  2. optimis itu adalah awal yang bagus bro.. yg penting kita ngga ngebohongin hati nurani kita.. dalam hidup pencapaian tujuan itu cuma bonus aja. yang terpenting adalah segala pelajaran yang kita dapatkan selama kita berjuang mencapai tujuan tersebut. So.. gagal itu udah pasti... resiko itu udah pasti... yg terpenting adalah kebesaran hati kita buat nerima itu semua sebagai bagian hidup kita..

    BalasHapus
  3. yyaaapppp...
    saya harus berhati-hati..coz kadang optimis itu mengundang partikel2 yg berlebihan optimistiknya..
    proses..semua ada kebijakannya..apapun
    dan
    -saya menikmati proses kebijakan kehidupan ini-

    BalasHapus
  4. well... selamat menikmati hidup ini.....

    BalasHapus
  5. Hmmm,, nice post gan...
    mari kita lanjutkan hidup...(dalam kebahagiaan)
    :)

    BalasHapus
  6. I will give you a case then.
    (buat kalian berdua, lelaki-lelaki yang sedang bertanya-bertanya)

    jika seorang wanita lebih memilih untuk menikah dengan seorang pria yang sudah mapan (berpendapatan besar) padahal dia mencintai seseorang lelaki yang lain yang masih pengangguran...apakah itu realistis?

    BalasHapus
  7. @ Christ : yukk mari... hehe

    @ Dini : kalo menurut ane sih tergantung sama ceweknya dong. dia bahagia nggak sama pilihannya. kalo dia ngga bahagia y mending milih sama pengangguran aja, biar pengangguran tp bahagia.. haha... sekarang mungkin pengangguran tp besok syapa tau.. pengangguran kan cuma status. yg penting ngga pernah berhenti berusaha untuk melanjutkan hidup. (bahagia ngga harus mapan bahagia itu bagaimana kita bersyukur dgn apa yg kita miliki) itu cm pendapat ane sih.. cheers.... =D

    BalasHapus
  8. bahagia tapi nggak realistis??
    bedakan definisinya dong ;p

    BalasHapus
  9. manohara aja dapet cowk kaya gak ketulungan jg ngabur karna gak bahagia coz tersiksa..

    klu pengangguran (selamanya),ya gak perlu dipilih..udah nganggur,g mau berusaha,belum berusaha,males berusaha..ya ngapain dipilih..

    tapi klu pengangguran,tapi sebelumnya telah berusaha dan masih mau berusaha keras.dan sedang semangat berusaha,ya itu bagus..suatu saat pasti jalan itu terbuka
    manusia berusaha,Tuhan menentukan..

    well..
    buat para wanita,lihatlah dari segala sisi..jangan cuma 1 sisi aja..

    tidak selamanya Tuhan mempersiapkan kebijakan pada setiap manusia untuk sukses dengan cara yang singkat..cuma masalah waktu dan bagaimana kita merespon kebijakan itu aja..yaitu dengan selalu peka dan berusaha..

    :)
    cheer

    BalasHapus
  10. optimistic di support realistic!!goooooooooooodddd

    BalasHapus
  11. maksudnya tuh... apa sih tujuan idupmu itu? pengen bahagia ato pengen kaya..?? nah kalo pengen kaya.. ya ente kawin aja sama tuh orang kaya.. jadinya realistis kan??
    tapi kalo tujuan hidupnya pengen bahagia ya kawinlah dgn orang yg bs bikin ente bahagia... begono....

    BalasHapus